Sabtu, 22 Maret 2014

Bagaimana Teknik Dasar Pelatihan Teater

Teknik dasar pelatihan teater terdiri dari 3 latihan dasar, antara lain:

Olah vokal
Olah vokal merupakan latihan dasar yang sangat vital dalam pembentukan “jiwa” seorang aktor. Olah vokal ini dimaksudkan agar seorang aktor dapat memproduksi suara yang memiliki artikulasi jelas, memiliki kekuatan, bahkan membentuk warna suara. Pelatihan ini dapat dimulai dengan olah pernafasan, yaitu dengan menarik nafas dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut. Pernafasan yang baik akan memproduksi vokal yang baik pula. Lakukanlah teknis pernafasan secara santai dengan posisi tubuh tegak dan konsentrasi baik dengan menutup  mata atau pun dengan terbuka. Langkah kedua, dengan melakukan teknik pernafasan serupa namun keluarkan nafas dengan vokal atau suara “aaaaaaa!” sepanjang nafas, lakukan intensif dengan vokal yang lain baik “i-u-e-o”. Usahakan dengan pernafasan diafragma ( antara dada dan perut) sehingga suara dibentuk menjadi suara “berat” tidak ringan dan “cempreng”. Latihan vokal lainnya dapat memproduksi/mengeluarkan suara a-i-u-e-o dengan “menembak”. Lakukanlah olah vokal ini dengan selalu menggunakan teknik pernafasan (baik dada, diafragma maupun perut). Variatifkan teknik vokal ini dengan berbagai macam dinamik, tempo dan kenyaringan.

Bagaimana Teknik Dasar Pelatihan Teater

Olah tubuh
Olah tubuh merupakan dasar teater agar pemain memiliki kepekaan rasa natural sehingga tidak kaku saat tampil. Kepekaan ini juga harus secaara sadar untuk tidak melanggar “hukum panggung”. Sebuah keharusan dalam hukum panggung bahwa aktor/aktris tidak boleh membelakangi penonton (kecuali panggung arena) dan wajib selalu menampilkan wajahnya tanpa tertutupi apa pun, kecuali kepentingan skenario/naskah. Lakukan pembiasaan ini dengan memulai dari gerakan tangan, berjalan hingga posisi di atas panggung. Contoh jangan menunjuk ke arah kiri dengan tangan kanan, namun menggunakan tangan kiri, begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan agar lengan pada tangan kanan jika menunjuk ke arah kiri tidak menutupi wajah dan seakan tubuh membelakangi penonton. Latihan pada olah tubuh selin mengetahui”hukum panggung” tadi diantaranya dengan melakukan gerakan layaknya senam tubuh. Namun senam ini dilakukan dengan menggerakkan tubuh melalui konsentrasi pada musik dan bebas ekspresif untuk mengekspresikan gerakan tubuhnya. Hal ini dimaksudkan agar tubuh dibiasakan rileks dengan gerakan natural sehingga membiasakan tubuh tidak kaku pada saat di atas panggung. Inti utama dari gerakan tubuh pemain teater adalah timing gerakan sesuai ucapan dan lakukan gerakan natural tanpa kekakuan.

Olah sukma
Olah sukma merupakan teknik dasar yang membentuk kealamian dan “ketulusan” dalam melakukan peran. Olah sukma mengambil peranan penting dalam pembentukan seorang pemain karena hal ini akan memudahkan pemain untuk menelusuri penghayatan peran. Latihan untuk olah sukma ini adalah berupa latihan mimik wajah dan penghayatan. Latihan mimik dapat dengan melakukan senam wajah dan makukan ekspresi wajah marah, sedih, murung, menangis, senang tanpa mengeluarkan suara. Hal ini dapat dievaluasi dari menatap ekspresi wajah tersebut melalui cermin. Latihan mimik yang efektif dapat melakukan dengan cara berpasangan, yaitu dengan cara salah satu pemain diminta diam tanpa ekspresi dengan menatap wajah rekannya yang berusaha “mengganggu” konsentrasi dengan cara membentuk mimik wajah yang lucu tanpa suara. Untuk latihan penghayatan, dapat dengan melakukan “pengalaman imajinasi” perasaan, Pengalaman imajinasi dapat dibentuk dengan bantuan alat bantu seperti musik instrumental dan menutupkan mata. Lakukan hal tersebut dengan rileks serta tetap melakukan  olah pernafasan. Bentuk perasaan dengan berbagai “situasi hati”, baik senang, sedih, marah, bingung serta berbagai ekspresi lainnya. Selain olah penghayatan, mimik, dalam olah sukma juga harus menempa mental pemain. Mental pemain ini memerlukan komitmen tegas dari calaon aktor/aktris untuk “memutuskan urat malunya”. Latihan mental ini dapat dilakukan dengan bertindak “aneh” dihadapan orang banyak, namun di dalam diri ditanamkan keyakinan bahwa hal tersebut merupakan bentuk ekspresi seni. Memang hal ini biasanya jarang dilakukan secara individu, dan kadang dilakukan secara kolektif sehingga tidak dikatakan orang gila.

0 komentar:

 

Site Info

Zona Latihan

More on this category »

Zona Opini

Followers

Teater Mentari Jilid 2 Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template